Monday, June 29, 2015

Oleokimia Dasar: Fatty Alkohol

Fatty alcohol merupakan bahan dasar utama pembuat surfaktan untuk kebutuhan detergen dan personal care, pada pertumbuhannya penggunaan fatty alkohol menjadikan kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Fatty alkohol ini sangat difavoritkan untuk menjadi sumber utama pembuat surfaktan karena sifatnya yang biodegradable dan renewable, sebetulnya fatty alkohol pun dapat dibuat dari minyak bumi, karena tren perminetaan lebih ke arah minyak nabati, maka yang paling bagus menurut Gregorio (2005) adalah yang berasal dari asam laurat, yang sekarang banyak dikembangkan di negara-negara tropis seperti indonesia.
Pembuatan fatty alkohol dapat melalui 3 cara yaitu dengan transesterifkasi kemudian dihidrogenasi, esterifikasi kemudian di hidrogenasi, atau dapat dengan cara langsung menghidrogenasi minyak. 
Prinsip pembuatan fatty alkohol adalah reaksi hidrogenasi. Yang dihidrogenasi bisa berupa asam lemak, lemak (trigliserida) dan metil ester. Reaksinya dibantu dengan katalis, seperti copper chromite, nickel, zinc, Mangan, Cobalt, mercury, dan lain-lain. 
Bila  bahan yang digunakan berupa asam lemak, alkohol yang dihasilkan dapat direcovery akan tetapi senyawa asam ini menyebabkan korosi terhadap peralatan produksi. Sedangkan bila yang digunakan gliserida akan menghasilkan by produk berupa gliserol tapi sifatnya tidak stabil sehingga tidak dapat direcovery, tapi kebanyakan gliserida yang dipilih sebagai bahan baku karena alasan convenience dan biaya yang lebih rendah.
Fatty alkohol menghasilkan banyak produk turunan seperti poliglikol eter, fatty alkhohol sulfat, etoksilat, sulfosusinat, eter posfat, eter sulfat dan alkoksilat .

Referensi:
Austin, G. T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries. 5th Ed. McGraw-Hill Book Company. New York.Hartley, C.W. 1977. The Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq). 2nd Ed. Longman Group Limited. New York.
Buana, L., D. Siahaan dan S. Adiputra. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Gunstone, F.D. 2004. The Chemistry of Oils and Fats: Sources, Composition, Properties and Uses. Blackwill Publishing Ltd. Victoria.
Hambali, E., A. Suryani dan Yuslinawati. 2005. Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit untuk Industri. Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi. LPPM-IPB. Bogor
Hui, Y.H. 1996. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products., 5th ed. Vol. 2, 3 & 4, Jhon Wiley & Sons, Inc., New York.
Ketaren S. 1986.  Pengantar Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta
Naibaho, P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Poeloengan, Z., L. Buana dan Darnoko. 2000. Potensi Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit di Indonesia. WARTA Pusat Pengembangan Kelapa Sawit (PPKS). Vol. 8. Medan.
Salunkhe, D.K.. 1992.World Oil Seed: Chemistry Teknology and Utilization, AVI Book, New York.

No comments:

Post a Comment